MAKALAH
SEJARAH DAN TEKNIK DALAM FOTOGRAFI
Disusun
Oleh :
AYUNINGTIAS PUJI LESTARI
AYUNINGTIAS PUJI LESTARI
Kompetensi
Keahlian :
XI MULTIMEDIA 2
XI MULTIMEDIA 2
SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ‘ULUM JOMBANG
Kompleks Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang
Jl. Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur INDONESIA
Telp. +628 (0321) 868188
Email : smktelkom_du@yahoo.com
www.smktelkomdu.sch.id
Jl. Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur INDONESIA
Telp. +628 (0321) 868188
Email : smktelkom_du@yahoo.com
www.smktelkomdu.sch.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT karena hanya atas rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya dengan lancar. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
guru atau pengajar yang telah berjasa dalam proses pembelajaran materi maupun
produktif serta penyusunan makalah yang berjudul
“SEJARAH DAN TEKNIK MEMOTRET DALAM
FOTOGRAFI” ini.
Makalah ini disusun berdasarkan
tugas dari guru pengajar bagian fotografi dengan usaha mencari dari buku maupun
internet yang dianggap tepat sebagai bahan makalah ini. Dengan makalah ini
diharapkan secara pribadi penulis dapat lebih menguasai suatu pokok bahasan
serta dapat mengevaluasi kemampuan penulis dalam memahami dan menguasai materi
serta ketrampilan yang telah penulis dapatkan.
Penulis telah berusaha menyajikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya agar bermanfaat bagi semuanya yang memerlukan,
terutama penulis sendiri. Tentu saja makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
penyajian makalah pada tugas mendatang sangat penulis harapkan.
JOMBANG, 4 AGUSTUS 2014
Penyusun,
AYUNINGTIAS PUJI LESTARI
DAFTAR ISI
1.
Halaman Judul ................................................................................................. i
2.
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
3.
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
4.
BAB 1 ............................................................................................................. I
v
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Tujuan Pembuatan Makalah .......................................................... 1
C. Manfaat Pembuatan Makalah ........................................................ 1
5. BAB
II .............................................................................................................. II
v
Pembahasan
2.1 ISTILAH FOTOGRAFI ................................................................. 2
2.2 SEJARAH FOTOGRAFI DIDUNIA..............................................
5
2.3 SEJARAH FOTOTGRAFI DIINDONESIA ................................ 10
2.4 CABANG FOTOGRAFI ............................................................. 15
2.5 Mengenal Mode Pengaturan
pada kamera Digital .................... 22
2.6 12 TEKNIK MEMOTRET ......................................................... 31
6. BAB
III..........................................................................................................
III
v Kritik
dan Saran
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Di era serba teknologi ini telah mengubah sebagian kegiatan manusia
yang awalnya bersifat manual menjadi otomatis dengan bantuan peralatan
teknologi yang dari waktu ke waktu semakin canggih. Manusia yang dapat
memanfaatkan teknologi dengan positif maka akan menghasilkan suatu yang positif
pula. Salah satunya adalah penemuan metode baru dalam menggambar,yang saat ini
disebut dengan istilah memotret yaitu menggambar dengan bantuan cahaya,yang
mana metode baru ini sangat bermanfaat dan dibutuhkan bagi seniman foto (Photografer).
Bagi para pelajar,khususnya Siswa Menengah
Kejuruan seperti jurusan Multimedia yang sikap dan tindakannya
menjurus pada kekreatifan dan imajinasi siswa terhadap suatu yang dapat diindranya.Secara umum
dikombinasikan dengan peralatan teknologi sehingga menghasilkan karya seni yang
baru dan indah.Sedangkan dalam pengajaran teori maupun produktif pada jurusan
multimedia menjadikan ilmu fotografi sebagai salah satu bahan ajarnya.fotografi
sendiri merupakan hasil karya seni yang menggunakan alat teknologi yang disebut
kamera dengan mengandalkan penglihatan dan imajinasi.Sehingga diharapkan
pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan kemampuan dalam
berfotografi bagi para pelajar yang ingin mendalami,khususnya penulis sendiri.
B. Tujuan Pembuatan Makalah :
1. Menambah pengetahuan siswa tentang ilmu fotografi dengan cara berbeda,yaitu
dengan cara menuangkan informasi fotografi
kedalam bentuk karya tulis ilmiah,tepatnya makalah.Secara tidak langsung
siswa juga mendapat ilmu baru tentang karya tulis ilmiah.
2. Mengajari siswa bertanggung jawab
terhadap tugas yang diembannya sebagai seorang pelajar;
C. Manfaat Pembuatan
Makalah :
1. Menambah dan memberikan pengetahuan baru pada siswa;
2. Membantu siswa untuk lebih berfikir kreatif ;
3. Menjadikan siswa yang bertanggung jawab;
“SEJARAH DAN TEKNIK DALAM FOTOGRAFI”
SEJARAH FOTOGRAFI
2.1 ISTILAH FOTOGRAFI
Dalam
bahasa indonesia beberapa istilah fotografi membingungkan
bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Oleh karena itu istilah yang sudah
berlaku umum tetap dipertahankan.Berikut penjelasannya :
·
Fotografi Cahaya (light)
Faktor dasar terjadinya fotografi adalah cahaya, karena jika
tidak ada cahayanya tidak mungkin foto bisa di buat.
·
Fotografi Eksposur
(exposure)
Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Untuk
membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk exposure ,
digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera,
akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat exposure normal.
·
Fotografi ISO / ASA
Kecepatan
film dalam istilah dalam fotografi adalah untuk mengukur tingkat
kesensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan
rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan
(Inggris: exposure)
yang lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan
kepekaan tinggi (memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang
singkat.
·
Fotografi Rentang dinamis
(Dynamic range)
Rentang
dinamis (Dynamic range) adalah rasio rentang luminasi cahaya
yang dapat direkam sensor kamera dari seluruh rentang luminasi cahaya
subyek. exposure pada tingkat iluminasi yang sama di atas di
atas focal plane dapat menghasilkan foto dengan
efek luminasi yang berbeda karena respon sensor kamera yang berbeda
pada nilai ISO ratingnya. Efek luminasi itu juga disebut
exposure , sebutan populer lain adalah imposure atau light value atau brightness
value atau level of exposure atau exposure
altitude atau exposure range yang menunjukkan tingkat
visibilitas subyek fotografi.
·
Fotografi Rana
/ Kecepatan (Suter Speed)
Rana atau penutup (Bahasa Inggris: shutter)
dalam istilah fotografi adalah tirai pada kamera yang menutupi permukaan
atau sensor foto. Jika tirai ini terbuka maka akan terjadi exposure pada
permukaan film atau sensor foto tadi.
Awalnya shutter dibuat dari lempengan logam, namun
kebanyakan kamera modern menggunakan penutup yang dibuat dari kain untuk
mengurangi berat kamera dan untuk mendapatkan kecepatan rana yang lebih cepat.
Penutup yang terbuat dari kain memiliki kekuatan sekitar 50,000 hingga 200,000
kali proses buka-tutup (melakukan exposure ). Kain penutup yang aus atau rusak
bisa dengan mudah diganti di pusat layanan purna jual merek kamera yang
bersangkutan.(Lamanya tirai ini terbuka ditentukan oleh setelan kecepatan rana
pada kamera).
·
Fotografi Diafragma
(Aperture)
Aperture dalam istilah fotografi adalah komponen
dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
kamera.Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi
tertentu. Ia terbentuk dari sejumlah lembaran yang dapat diatur untuk mengubah
ukuran lubang bukaan (rana / shuter) lensa dimana cahaya akan lewat.
2.2 SEJARAH FOTOGRAFI DIDUNIA
Fotografi ialah lukisan melalui cahaya. Tanpa
cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi. Istilah Photography dicipta pada
tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus berkembang bersama dengan kemajuan
manusia, ilmu sangat penting bagi menjamin mutu kerja seorang seniman foto
(Photografer).
Dalam buku The History
of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press
tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria
bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang
gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo
Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Kamera mulai
diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk merekam gambar
(potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta kamera
Obscura untuk kemudahan merekam gambar.
Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis,
Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed
pemandangan dari jendela kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure
(proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal,
berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan
gambar secara
permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera
obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah
yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang
dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera
yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya
berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka
pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan
zaman.”
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia.
Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama
yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada
lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama
satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini
disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan
garam dapur dan asir suling.
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande
Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera
yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.
Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini
amat besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah
atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini
menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons
digunakan ketika memprosesnya.
Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888
di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh
Eadward Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E.
Edgerton pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life.
Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut
di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.
Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera
Single Lens Reflex (SLR), dan pada
tahun yang sama Jepang mulai
memasuki dunia fotografi
dengan
produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang
ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa
melalui proses pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu
kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam,
kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat
tajam dalam ukuran sebesar koran.
2.3 SEJARAH FOTOGRAFI DI INDONESIA
Sejarah
fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang juru foto
Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Masuknya
fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan hasil
penelitiannya yang kemudian disebut-sebut sebagai awal perkembangan fotografi
komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak
fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan keragaman
etnis di Batavia.
Kamera Daguerre
Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun
awal dari lahirnya teknologi fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan
menggunakan teknologi yang sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya
mampun merekam gambar yang statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya
Woodbury dan Page terlihat sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar
yang bergerak.
Terkadang
fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam studio untuk dapat
merekam suasana hirup pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab itu telihat bahwa
pedagang dan pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah layar. Ini karena
teknologi kamera masih sederhana dan masih riskan jika terlalu sering dibawa
kemana-mana.
Pada
tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan mudah untuk
dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk melakukan
pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera
modern.Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak dimiliki
oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.
Banyak
karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada masa awal
perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah Jakarta.
Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta pada
jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang perkembangan teknologi fotografi
belum masuk ke daerah. Salah satu foto yang dipamerkan adalah suasana Pasar
Pagi, Glodok, Jakarta pada tahun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini
hanya diisi oleh beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi
sekarang dimana Glodok merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.
2.4 CABANG FOTOGRAFI
Dalam cabang
fotografi,berdasarkan obyek fotografinya, di antaranya:
·
Fotografi bentang
alam ( Nature / Landscape)
Dalam fotografi bentang alam obyek yang di foto adalah
biasanya merupakan bentang alam, yang memiliki keindahan tersendiri atau
digunakan untuk menjelaskan keadaan profil alam pada suatu daerah, dalam dunia
industri foto landscape juga digunakan untuk dokumentasi pembangunan
profil area ( lansekap ) dan laporan penelitian, biasanya fotografer bentang
alam memiliki kemampuan dan hobi traveling dan menjelajah alam
·
Fotografi Satwa dan
flora
fotografi ini
memiliki obyek khusus satwa dan flora, dan menurut saya merupakan object yang
sulit dan terkadang menantang bahaya anda bisa bayangkan anda me motret
komodo atau buaya dalam komunitasnya, fotografi satwa biasanya
digunakan untuk menggali keindahan satwa dan flora dan juga
mengklasifikasi satwa dan flora.
·
Fotografi Dokumentasi
fotografi ini
untuk mendokumentasikan suatau event atau peristiwa, biasanya setidaknya pada
jaman dahulu fotografi ini tidak di tuntut dalam keindahan foto
komposisi warna ataupun seni, tapi hanaya untuk melengkapi dan lebih
menjelaskan suatu berita acara, akan tetapi dalam perkembangan fotografi
modern fotografi dokumentasi, komposisi gambar dan sentuhan seni sudah
menjadi tuntutan, dan dikarenakan pada event modern time linenya pendek.
·
Fotografi Jurnalistik
Foto jurnalistik adalah foto yang merekam suatu berita, dan
menjelaskan suatu keadaan dan peristiwa yang biasanya besar, kekuatan
foto berasal dari kemapuan foto dalam menjelaskan suatu peristiwa biasanya foto
jenis ini digunakan sebagai penunjang berita teks di mediai koran atau majalah.
Dan masih banyak cabang
lainnya.
TEKNIK MEMOTRET DALAM FOTOGRAFI
2.5 Mengenal Mode Pengaturan Pada Kamera Digital
Mode Pemotretan
apa yang sering Sobat gunakan? Menurut satu sumber yang telah melakukan survei
terhadap pengguna kamera terutama para fotografer
pemula,
mode pemotretan Auto atau otomatis merupakan satu pengaturan yang paling banyak
digunakan. Hasil survei ini memang tidak mengejutkan mengingat target survey
adalah para fotografer pemula, tetapi jangan salah banyak orang yang telah lama
menggunakan kamera masih tetap bertanya 'Apakah ada mode pemotretan selain
otomatis?'
Kali ini kami akan membahas beberapa mode
pemotretan dasar yang dimiliki oleh kamera digital pada umumnya (baik itu DSLr
atau kamera saku). Informasi ini bisa dikatakan memang teknik dasar pada
fotografi khususnya penggunaan kamera, tetapi kami berharap artikel ini berguna
bagi Sobat yang memang sedang memulai dunia
fotografinya,dan mulai meng-eksplore mode pemotretan selain
otomatis.
Mode Otomatis
Mode AUTO menginstruksikan kepada kamera agar
menggunakan 'penilaian' terbaik dalam menentukan Shutter Speed, Aperture, ISO, White Balance, Fokus serta
flash untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Beberapa kamera digital masih tetap
memberikan kendali pada flash serta Red Eye Reduction dalam pengaturan AUTO.
Mode pengaturn ini tentunya akan memberikan hasil yang relatif baik pada
kebanyakan situasi dan kondisi, tetapi harap diingat Sobat butuh untuk
memberitahu kamera informasi tambahan tentang jenis pemotretan yang akan
diambil, sehingga hasil foto bisa sesuai dengan apa yang Sobat inginkan.
Merujuk pada pernyataan tersebut, maka dibawah ini merupakan beberapa mode pengaturan
kamera otomatis yang bisa memberi instruksi pada kamera tentang foto yang Sobat
inginkan.
Mode Portrait
Ketika Sobat memilih mode Portrait, maka kamera kalian akan secara otomatis memilih menggunakan Aperture atau bukaan besar (bilangan kecil) yang nantinya akan menghasilkan foto dengan background tidak fokus atau blur (contoh: atur ke Depth of Field sempit, hal ini akan memastikan subyek satu-satunya yang terfokus dan merupakan pusat perhatian dari sebuah foto). Mode Portrait bekerja maksimal ketika kalian memotret satu subyek dengan jarak yang cukup dekat (baik itu dengan zoom atau mendekat), dan jika Sobat memotret di bawah matahari cerah, kalian bisa menggunakan flash untuk menambahkan cahaya pada bagian wajah subyek.
Mode Macro
Pengaturan Mode Macro membuat kalian bisa
memotret lebih dekat kepada subyek guna memotret secara close-up. Sangat cocok
untuk memotret bunga, serangga atau obyek kecil lainnya. Setiap kamera digital
biasanya memiliki kemampuan yang berbeda juga, termasuk jarak fokus (biasanya
antara 2 sampai 10cm untuk kamera saku). Fokus akan terasa sulit untuk
didapatkan ketika Sobat menggunakan mode Macro ini, karena Depth of Field yang
digunakan sangat sempit. Jagalah kamera dan obyek yang dipotret separalel
mungkin, atau jika tidak Sobat akan sulit menemukan fokus. Pada pemotretan
makro kemungkinan besar Sobat tidak akan menginginkan menggunakan flash
Built-in yang ada pada kamera, karena akan menghasilkan foto yang terlalu
terang (over exposure). Tripod sangat berperan
penting dalam pemotretan makro, karena Depth of Field yang digunakan sangatlah
kecil, bahkan sebuah gerakan kecil dari subyek bisa mengakibatkan gambar tidak
fokus.
Mode Landscape
Mode pemotretan ini bisa dikatakan adalah
kebalikan dari mode Portrait, dimana pengaturan mode Landscape memberikan
Aperture kecil (bilangan besar) untuk memastikan sebanyak mungkin bidang potret
akan terfokus (Depth of Field lebar/besar). Ideal untuk memotret di ruang
terbuka seperti alam bebas, terutama untuk Point of
Interest (PoI) yang memiliki jarak yang berbeda dari kamera.
Pada mode pemotretan ini kemungkunan besar kamera juga akan memiliki Shutter
Speed lebih lambat (untuk menyeimbangkan dampak dari aperture kecil), jadi
pertimbangkan untuk menggunakan Tripod atau cara lain agar memastikan kamera
tidak bergerak.
Mode Sports
Memotret
obyek yang bergerak adalah fungsi utama dari mode Sports (pada beberapa kamera
disebut dengan 'mode action'). Mode Pemotretan ini ideal pada setiap obyek yang
bergerak seperti orang yang berolahraga, binatang, mobil dan lain-lain. Mode
Sports memungkinkan untuk 'membekukan' action dengan meningkatkan
Shutter Speed. Ketika memotret subyek yang bergerak cepat,
Sobat juga bisa meningkatkan peluang merekam gerakan dengan menggunakan teknik
Panning untuk mendapatkan efek blur.
Mode Night
Mode ini
dirasa akan sangat menyenangkan untuk digunakan dan bisa membuat foto kaya
warna yang menarik. Mode Night (tekniknya bisa disebut dengan 'slow shutter
sync') digunakan pada pemotretan dengan kondisi rendah cahaya (low light), dan menggunakan
shutter speed yang lebih lama pada kamera untuk membantu merekam detail
background tetapi juga bisa menggunakan flash untuk memberikan cahaya pada
foreground (subyek). Jika Sobat ingin benar-benar menggunakan mode pemotretan
ini, maka gunakannlah Tripod jika tidak maka background akan tampak blur,
tetapi memungkinkan juga memotret dengan tangan kosong ketika kalian memang
menginginkan blur pada BG.
Mode Movie
Fitur mode ini merupakan 'perluasan' dari
kemampuan kamera dari hanya mengambil gambar menjadi merekam gambar gerak.
Kamera digital saat ini rata-rata sudah dilengkapi dengan mode Move yang bisa
merekam baik itu visual maupun audio. Kualitas video pada beberapa kamera
digital memang tidak setara dengan standar kamera video, tetapi mode ini memang
berguna seklai ketika kalian menemukan subyek yang 'sempurna' untuk diambil
menggunakan video. Satu hal yang perlu diingat adalah dengan merekam gambar
bergerak atau video akan mengambil space atau ruang memori yang lebih besar
daripada foto.
Mode pemotretan lain yang biasanya ada pada
kamera digital adalah:
- Mode Underwater: Fotografi bawah air memiliki tingkat kesulitan tersediri dalam mendapatkan exposure.
- Mode Kids and Pets: Untuk memotret obyek yang bergerak relatif cepat, mode ini sepertinya akan mengingkatkan Shutter SPeed dan mengurangi shutter lag menggunakan pre fokus.
- Mode Indoor: Membantu dalam pengaturan Shutter Speed serta White Balance
- Mode Beach: Digunakan pada saat memotret pada kondisi cahaya terang (siang hari terik)
- Mode Fireworks: Digunakan untuk memotret kembang api
- Mode Panoramic: Digunakan untuk memotret pemandangan panoramic yang pada nantinya akan digabungkan menjadi satu gambar.
- Mode Foliage: Meningkatkan/meninggikan saturasi warna.
Mode Semi
Otomatis
Mode Aperture
Priority (A atau AV)
Kami pernah membahas tentang Mode ini di
artikel sebelumnya, memang mode Aperture
Priority
bisa dikategorikan pada semi otomatis, dimana Sobat bisa memilih Aperture dan
kamera akan memilih pengaturan yang lain (Shutter Speed, White Balance, ISO,
dan lain-lain) guna mendapat exposure yang tepat. Mode Aperture Priority akan
sangat berguna pada saat kalian menginginkan kendali pada Depth of Field
(biasanya subyek tersebut diam dan kalian tidak butuh pertimbangan shutter
speed). Memilih Aperture dengan bilangan besar berarti Sobat akan mendapatkan
Aperture/Bukaan yang lebih kecil dan cahaya yang masuk juga akan semaki
sedikit. Hal tersebut berarti juga kalian kan mendapatkan Depth of Field lebar
(sebagian besar foto akan terfokus), tetapi kamera akan mendapatkan Shutter
Speed yang lebih lama. Bilangan kecil berarti kebalikannya (contoh: aperture
besar maka Depth of Field juga akan kecil dan kamera kemungkinan besar akan memilih
shutter Speed yang lebih cepat).
Mode Shutter
Priority (S atau TV)
Mode pemotretan ini sangat mirip dengan
Aperture Priority, tetapi bedanya adalah pada mode ini Sobat memiliki kendali
penuh pada Shutter Speed, dan kamera akan menangangani sisa pengaturan yang
lain. Sobat bisa menggunakan mode Shutter Priority jika ingin kendali penuh
terhadap Shutter Speed, contohnya ketika memotret obyek yang bergerak (olah
raga), tentunya Sobat ingin mendapatkan Shutter Speed yang cukup cepat untuk
membekukan gerakan atlet. Dilain sisi, mungkin sobat lebih menikmati merekam
gerakan dalam bentuk blur seperti air terjun, maka cobalah menggunakan shutter
speed yang lebih lambat. Shutter Speed lambat juga bisa digunakan pada saat
kondisi rendah cahaya.
Mode Program
(P)
Beberapa kamera digital memiliki mode prioritas
ini dalam melengkapi fitur otomatis. Mode Program hampir mirip dengan AUTO,
pada kamera yang memiliki Mode AUTO dan Program, mode Program memberikan
sedikit kendali atau kontrol terhadap beberapa fitur kamera seperti flash,
White Belance, ISO, dan lain-lain. Periksa buku manual kamera digital kalian
untuk lebih jelasnya, dan yang bisa digaris bawahi adalah Mode Program
memeiliki beberapa perbedaan dengan AUTO.
2.6 12 TEKNIK
MEMOTRET DENGAN KAMERA DIGITAL
Dengan kamera
digital kita dapat memotret apapun yang kita mau,kemajuan teknologi sekarang
telah membawa kamera digital terus mengalami perkembangan resolusi,kamera
digital yang beredar dipasaran berkisar 4 hingga 6 Megapixel bahkan
lebih.Dengan 6 megapixel gambar yang akan kita potret akan semakin bagus.Tetapi
biarpun kita memiliki kamera 6 megapixel ataupun diatas 6 megapixel tetapi jika
tidak tidak tau cara memotret dengan benar sama saja.Untuk itu saya akan
memberikan tips-tips dasar sehingga kamera anda dapat bekerja secara maksimal.
1.Flash Otomatis
Maksudnya disini adalah lampu flash
kamera,dimana lampu flash kamera dirancang untuk pemotretan diruang yang kurang
cahaya,sehingga dengan flash kualitas gambar akan menjadi maksimal.Namun
sebaiknya hindarinya penggunaan lampu flash karena membuat pencahayaan gambar
menjadi kurang natural,sehingga gambarnya tidak seindah dengan aslinya,jadi
lampu flash kamera anda diset otomatis saja,sehingga hanya menyala pada saat
cahaya kurang.
2.Efek “mata merah”
Mata merah disini bukan gambar yang didalam
foto kita kurang tidur tetapi karena sambaran lampu kilat yang sejajar dengan
arah lensa.Beberapa kamera dilengkapi flash dengan fasilitas anti red
eye,dengannya sebelum flash menyala penuh,kamera menyalakan flash pembuka yang
bertujuan untuk iris mata simodel tertutup.tapi tidak usah khawatir anda tidak
usa buru-buru mengganti kamera,karena sekarang sudah banyak aplikasi kamera
digital yang dapat menghilangkan efek mata merah,contohnya saja software
acdsee,atau jika anda mau yang freeware silakan anda kunjungin web ini
www.10soft.com nama softwarenya adalah S10Redeyes 2.0.
3.Area Putih
Kamera mengubah terang warna salju atau benda
putih lainnya menjadi kelabu,kita dapat mengatasinya dengan cara mengatur kembali
kompensasi EV [kompensasi pencahayaan].jika kamera anda memiliki fasilitas ini
naikkan kompensasi EV antara 0.7-1 EV.Sehingga kamera akan menangkap gambar
menjadi terang dan akan membuat seragam berwarna putih menjadi sangat terang.
4.Foto Ukuran Kecil
Ada dua cara untuk membuat file menjadi
kecil.Jangan kurangi dimensi(panjag&lebar)gambar karena akan menurunkan
jumlah pixel.Dimensi gambar yang kecil juga kurang baik untuk dicetak dalam
ukuran besar,jadi gunakan ukuran foto maksimal,kurangin saja kualitas
gambarnya.Penurunan mutu ini hanya menyusutkan kekayaan warna gambar,tetapi
foto masih kelihatan lebih bagus.
5.Latar Belakang
Ketika memotret wajah perhatikan latar
belakangnya,hindari latar belakang yang berwarna-warni atau gambar yang semerawut,yang
menyebabkan foto wajah kurang menonjol,bisa jadi justru latar belakang yang
menjadi menonjol,jadi berusahalah untuk menghindarinya.
6.Reaksi Lambat
Olahraga,binatang,anak kecil merupakan objek
foto yang rada susah diabadikan.Anda mesti mengimbangin kecepatan gerak
mereka,salah-salah jika tidak pas maka objek foto tidak sesuai dengan
komposisi.Ini terjadinya karena adanya shutter log (jeda antara penekanan
tombol dan perekaman gambar).Untuk itu tempatkan diri anda pada posisi yang
tepat kemudian bidik sasaran,lantas tekan setengah tombol untuk mengunci
fokus,sekarang tunggu momen yang tepat dan tekan penuh tombol seraya mengikuti
perkembangan objek.
7.Foto Berdimensi
Potret diri(portrait),yang difoto dengan cara
biasa,umumnya kurang menampakan dimensi yang kuat dan terasa datar-datar
saja,ketika anda mendekati hidung sang model,gambar hidung malah menjadi besar
dari proporsi wajah yang seharusnya.Mundurlah dan aktifkan zoom dan bidiklah
wajah hingga memenuhi frame.
8.Jari di Lensa
Jangan lupa sebelum memotret dibuka dulu tu
penutup lensa,jika tidak jangan harap bisa memotret,tetapi meskipun jari anda
tertutup lensa,tapi masih bisa memotret..ini terjadi pada kamera saku yang
berukuran kecil ,anda bertangan besar bakal susah memegangnya,peganglah kamera
dengan dua tangan tangan kiri mencengkram tustel dari atas dan bawah,bukan
depan dan belakang.
9.Ekspresi Wajah
Agar foto wajah disiang hari tak mengandung
bayangan gelap, hadapkan muka model kearah datangnya cahaya,masalahnya sinar
matahari cenderung membuat silau model,bisa jadi mata model menjadi menyempit
solusinya pergilah ketempat yang agak teduh dan arahkan pandangan model
ketempat itu,warna foto bakal lebih bagus ketimbanh sebelumnya.
10.Jarak Terlalu Jauh
Inilah yang sering dialami fotografer
amatir;objek terlalu kecil kamera dibidik terlalu jauh,padahal mata manusia
pilih kasih.objek mata kurang menonjol akan tampak biasa saja,karenanya
pakailah perbesaran optikal pada lensa bidiklah hanya pada objek yang paling
menarik.Latihlah diri anda dengan mengamati semua bagian dalam bingkai bidikan
andasecara cermat,jangan hanya melihat objek utama saja.
11.Warna Kalem
Potret wajah diruang terbuka kerap menghasilkan
warna foto memucat.Apalagi jika anda memotret dari bawah pohon yang berlimpah
cahaya.Konfigurasi White Balance menormalkan warna itu,sayangnya kemampuan
white balance terbatas.Ganti setelan white balance menjadi Cloudy agar gambar
tampak menjadi lebih inda.Ketika memotret diarea bayangan,menyetel white
balance menjadi shade membuat langit menjadi biru.
12.Sensor Kotor
Ini masalah klasik yang sering ditemukan pada
kamera DSLR sehingga muncul titik-titik kecil berwarna hitam akibat debu yang
menempel pada sensor kamera.Kamera saku tak mengalami ini karena lensa dan
sensornya dirakit rekat dan tertutup oleh casing yang rapat.
Kotoran tadi bisa dibersihkan dengan cara :
1.Lewat program gambar digital,misalnya adobe photoshop
2.Gantilah lensa jika memang diperlukan
3.Membawa ketempat servis kamera agar hasil pembersihannya maksimal
Kotoran tadi bisa dibersihkan dengan cara :
1.Lewat program gambar digital,misalnya adobe photoshop
2.Gantilah lensa jika memang diperlukan
3.Membawa ketempat servis kamera agar hasil pembersihannya maksimal
sumber : hendranusa.wordpress.com
2.7 4 SETTING SEBELUM MEMOTRET
1. Periksa Settingan White Balance Anda
Gunakan settingan white balance yang sesuai dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di posisi auto.
2. Hidupkan Highlight Warning Kamera
Tips ini
ampuh untuk menghindari foto yang overexposure. Highlight warning adalah
penanda yang muncul di layar LCD kamera saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed. Selain
menggunakan highlight warning, anda juga bisa memeriksa histogram di LCD
kamera digital anda.
3. Periksa Setting ISO
Settingan
ISO menentukan seberapa peka sensor kamera terhadap cahaya, makin tinggi
angkanya semakin peka. Kalau tadi malam anda memotret pesta ulang tahun teman
anda di restoran, pastinya ISO yang digunakan akan berbeda dengan setting ISO
saat akan digunakan untuk memotret acara gerak jalan dijalan raya.
4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto
Dalam
kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia beberapa pilihan untuk mode eksposur
yang anda pilih: Manual – Aperture
Priority – Shutter
Priority – Mode
Program dan beberapa preset bawaan kamera digital.
Pastikan anda sudah mengetahui mode mana yang akan anda pilih.
Lakukan 5 persiapan diatas, maka acara hunting,
sesi memotret maupun iseng-iseng memotret acara di RT anda akan lebih lancar
dan anda juga akan terlihat lebih jago.
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Ø
KESIMPULAN
Berdasar tinjauan dari sejarah fotografi di atas.Teknologi seni
foto terus berkembang,sehingga ilmu fotografi sangat dibutuhkan untuk
menghasilkan gambar yang menarik dan memuaskan,baik penonton/penikmat foto
maupun penciptanya sendiri.
Mulai dari
berbagai macam istilah-istilah penjabaran kata fotografi dan cabang-cabangnya,
teknik-teknik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan,ternyata dunia fotografi
banyak diminati oleh orang-orang dewasa sampai umur remaja,bahkan ada yang
dibawahnya.Sehingga mulai didirikan sarana-sarana pendidikan/sekolah-sekolah
yang mengajarkan ilmu fotografi.Seperti sekolah-sekolah di Indonesia sendiri.Contohnya
Sekolah Menengah Kejuruan,salah satunya di :
“SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ‘ULUM
JOMBANG”
(sekolah kejuruan yang berada dalam
naungan pondok pesantren Darul ’Ulum di Jombang) didalamnya menyediakan jurusan
MULTIMEDIA, yang mana dipelajari pula ilmu Fotografi.
Semoga makalah ini
akan membawa manfaat bagi pribadi masing-masing,terutama penulis
sendiri.Memanfaatkan dengan baik ilmu fotografi ini akan menghasilkan suatu
yang baik pula,dan sebaliknya.
Dapat dipastikan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dalam pengetikan maupun informasi dan sebagainya.Maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan yang lebih
baik untuk pengalaman dan tugas dikala mendatang.
Ø
SARAN
PENULIS
Untuk menambah semangat,dan keahlian serta kekreatifitasan siswa
dalam mempelajari dan mempraktekan ilmu fotografi penulis mengusulkan adanya
praktek memotret dengan mohon dari guru yang bersedia untuk membimbing siswa,
khususnya siswa jurusan MULTIMEDIA selama beberapa bulan atau waktu yang
dianggap tepat.Kemudian dioutputkan dalam wujud event :
“Galeri Foto Karya Siswa Multimedia”
SMK TELEKOMUNIKASI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
NB :
Boleh diadakan didalam atau diluar kawasan sekolah bila diijinkan
oleh pihak yang berwenang.
Sekian terima kasih penulis ucapkan
Semoga bermanfaat!
DAFTAR PUSTAKA
Ø hendranusa.wordpress.com